Senin, 24 Oktober 2011

I luv U, Dad!^^

Teringat masa kecilku kau peluk dan kau manja Indahnya saat itu, buatku melambung Disisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu Kau inginku menjadi yang terbaik bagimu Patuhi perintahmu jauhkan godaan Yang mungkin ku lakukan dalam waktu ku beranjak dewasa Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu Kan ku buktikan ku mampu penuh maumu *** Kemarin kau mengantarku kuliah. Di atas sepeda motor yang membelah jalanan kota yang sibuk, aku mulanya hanya memandang keramaian, bus kota yang saling salip, asap rokok, polisi yang sibuk –dan hal2 tidak penting lainnya-. Namun, jarak kita yang begitu dekat, akhirnya mau tak mau membuatku memperhatikanmu. Kulihat kulitmu menghitam, menyerah pasrah pada serbuan panas matahari. Rambut2 putih menyembul nakal dari balik tengkukmu yang tertutup helm, menari2 bebas tertiup angin.dari kaca spion kulihat sudut matamu tampak lebih keriput, sedangkan tubuhmu sendiri tampak tak lagi tegap seperti biasa. Ahhh…. Apa yang selama ini aku lakukan? Sepertinya aku luput mengamatimu belakangan ini. Tahu-tahu di mataku kau tampak sudah begitu tua…… Dulu, ketika aku masih kecil, aku masih ingat bagaimana dengan manjanya aku menghampirimu yang sedang membaca koran. Kau mengangkatku, lalu mendudukkan aku di pangkuanmu. Kau dengan sabar membacakan huruf demi huruf dan aku dengan polosnya akan menyimak setiap kata yang keluar dari bibirmu, tak peduli apakah aku mengerti atau tidak. Kau membacanya dengan penuh perasaan seperti bersajak. Lama kelamaan, kebiasaanmu membuatku tak lagi asing dengan buku dan koran. Kau lah yang membuatku bisa membaca, bahkan ketika aku belum sekolah. Kalau aku sakit, kaulah yang akan sibuk membelikan aku obat, jam berapapun itu. Kau akan semalaman berjaga, bergantian dengan mama. Biasanya besok paginya kau akan mengelus rambutku dan membelikan apa yang aku suka. Di depan rumahku yang dulu, ada taman bunga, berbatasan dengan jalan raya. Jajaran bunga membentang di sepanjang jalan, berdiri tegak menyembulkan bunga warna warni. Cantik sekali. Karena itu, kupu2 dan kinjeng (istilahku untuk menyebut capung) banyak sekali yang hobi bersilaturrahmi ke situ. Melihat ramainya keadaan disitu, diriku yang masih kecil tak melewatkan kesempatan itu begitu saja. Mataku membelalak, rasanya ingiiiinnnn… sekali memegang mereka semua dengan tanganku. Maka aku dengan sigap berusaha berlari, padahal waktu itu aku baru berusia lebih kurang satu tahun dan belum bisa “berlari dengan baik dan benar”. Karena takut terjadi apa2, maka mama memasang kain panjang yang melingkari tubuhku, sementara ujungnya kau pegang supaya ketika aku jatuh, kau bisa menahanku agar tidak menghantam tanah. Well, aku-usia-satu-tahun tak peduli dengan semua itu. Jadilah aku berlari2 di taman bunga mengejar kinjeng dan kupu-kupu sesukaku. Biasanya aku diam2 mendekati satu yang hinggap di bunga yang paling bawah. Mamaku mengajari cara menangkap kupu2 dengan mengatup-ngatupkan jempol dan jari telunjuk. Nah, Begitu jari2ku mendekat, buuurrrrrrr……! Kupu2 (dan juga kinjeng tentu saja J) berlari, eh.. terbang ke bunga lain…. Ku kejar sekuat tenaga, dan kuulangi lagi mengatupkan jempol dan telunjuk. Buuurrr…! Kupu2 terbang lagi… Lari lagi… uulangi lagiii… lari lagi… begitulah… tak pernah bosan aku berlari2 terus sepanjang hari… Tinggal kau saja yang tergopoh2 setengah membungkuk, berusaha mengejarku kemana saja aku menghambur sampai kau sakit pinggang, hahahaha… :) Kau tahu, di antara orang2 di rumah kita, sebenarnya aku merasa bangga padamu. Saat langit masih pekat dan malam masih berselimut dingin, suaramu akan terdengar mengalun melantunkan ayat2 suci Alquran plus artinya. Meskipun suaramu tak begitu merdu, tapi ada yang hilang rasanya jika sehari saja kau tak mengaji. Sering ku pergoki kau diam2 bersujud lamaaaa sekali di tengah keheningan malam yang gelap, bahkan lampu pun tidak kau hidupkan. Jika subuh menjelang, kau bergegas menuju masjid dan sebentar kemudian azanmu akan membangunkan kami subuh2 buta. Biasanya setelah itu kau langsung bergegas pulang karena misimu selanjutnya adalah membangunkan kami seisi rumah. Seingatku, kau tak pernah absen ke mushollah setiap pagi, hujankah itu, dinginkah itu, kecuali jika kau sakit atau kesiangan karena begadang semalaman kebagian jadwal ronda. Seiring dengan bertambah dewasanya aku, kau mulai melatihku berargumentasi. Kita sering larut dalam diskusi yang seru tentang apa saja : dari dalil2 alquran sampai politik dan pemerintahan, meskipun aku sering takut (soalnya taringmu kadang2 keluar kalau argumentasiku terlalu memojokkanmu dan kau tak bisa berkelit lagi, heheheh :P). Kau mengajarkan aku untuk berani punya pendapat sendiri selama punya landasan yang jelas. Kau jujur, berani dan sederhana. Dan aku mengagumi itu. Aku juga paham bahwa kau ingin kami disiplin. Kau tak segan2 menghukum kami ketika kami salah. Dulu ku anggap semua perkataanmu adalah mutlak. Tak berani aku menantangmu sedikitpun. Seiring bertambah umurku dan perubahan pandanganku, aku mulai menganggap titahmu tak semuanya logis. Kadang2 malah terlihat bahwa semuanya adalah kekhawatiranmu saja. Waktu itu aku masih mahasiswa tingkat awal. Seperti biasa di bulan Ramadhan, angkatanku menyelenggarakan buka puasa bareng. Semua berjalan terkendali, sampai ketika akan pulang, kami diantar pake bis. Nah, ternyata, sebagian besar temanku menginap di rumah salah seorang anggota kelasku, sedangkan aku yang rumahnya searah dengan temanku itu berniat pulang. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, dan daerahku terkenal “amaaaannnn sekali” di jam2 segitu. Maka aku agak was2 pulang sendirian. Jadilah, aku menunggu untuk di antar pake bis mekipun aku mesti diantar paling akhir. Pukul 10 malam. Semua temanku turun kecuali aku, kenek bis dan sopirnya. Akhirnya aku tak berani pulang sendiri diantar mamang bis (lha… ). Atas bujukan teman2ku, akhirnya aku menelepon kerumah minta izin untuk menginap. Tapi, apa yang terjadi?? Kau menyuruhku pulang saat itu juga. Titik. Pilihannya Cuma ada dua : kau yang menjemput atau aku yang diantar. Aku sudah berargumen, tapi keputusanmu mutlak dan tidak bisa diganggu gugat. Karena hari sudah larut malam, tak mungkin aku memintamu menjemputku di tempat yang bahkan aku tak tahu alamatnya, Jadilah terpaksa aku melobi temanku untuk mengantar pulang. Ujung2nya malam itu aku pulang diantar bapak temanku itu. Sesampai di rumah, kau marah besar. Kau menuduhku sengaja merekayasa agar aku bisa menginap. Tidak logis! Kenapa kau lebih takut kalau aku menginap daripada pulang malam2 sendirian? Memangnya kenapa kalau aku menginap? Bukankah aku sudah 17 tahun?! Apa aku terlihat seperti spesies yang bertingkah laku aneh? Bukankah aku sudah bisa menjaga diriku sendiri??‼ Kenapa aku tak dipercaya? Kau tahu, aku sakit hati. Aku naik darah. Rasanya ingin kusemburkan semua pembelaan dan argumentasiku. Tapi, ternyata, aku cuma bisa diam dan menangis sampai mataku sembab. Aku merasa kalah malam itu. Kututup pintu kamarku dan ku diamkan kau sampai besok paginya. Esok paginya aku baru tahu kalau semalam kau terbaring di atas kasur, mukamu merah dan urat2 di keningmu bertimbulan. Hipertensimu kumat lagi. Semalam sebelum aku pulang kau begitu cemas dan tegang, sampai akhirnya kau marah2 ke seisi rumah. Dan puncaknya ketika aku pulang, kau meledak. Tapi setelah itu kau begitu tenang, karena aku sudah kembali dengan selamat sampai ke rumah. Dan kau tertidur nyenyak sampai keesokan paginya. Aku tahu, kau melakukan itu tak lain karena kau tak ingin terjadi apa2 padaku. Kau menjagaku begitu hati2 seperti kaca yang tak boleh tergores sedikitpun. Tapi, aku sudah dewasa. Ditempa dalil2 dan berpola pikir logis. Aku bisa membedakan mana yang baik dan buruk. U can believe in me, insyaallah :) Sekarang usiamu 51 tahun. Aku tak tahu sampai kapan Allah akan mengizinkanku mencium tanganmu, mendengar lantunan suaramu, atau memandang tengkukmu ketika kau mengantarku pergi koass setiap pagi. Aku pun tak tahu, apakah aku masih bisa melihat senyum di wajahmu ketika aku wisuda, ataukah ketika kau melepas perwalianmu ketika aku menikah. Aku harap, Allah memberiku waktu dari sisa detik2 kehidupan kita untuk mempersembahkan yang terbaik untukmu. Ku ingin agar tiap detik kisah yang kita ukir terisi hanya dengan senyumanmu saja. Karena, meskipun ada seribu kurangmu, Kau tetaplah idolaku setelah Rasulullah Semoga Allah memberikanku kesempatan untuk mewujudkan harapa2anmu dan membuatmu bangga memiliki sosok sepertiku di dunia dan akhirat. I do luv U bapak! ^_^

Jumat, 14 Oktober 2011

Adventure

Orang yang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang Merantaulah, Engkau akan dapat pengganti dari kerabat dan kawan Berlelah-lelahlah manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak akan keruh menggenang Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran Jika matahari diorbitnya tidak bergerak dan terus diam tentu manusia bosan dan enggan memandang Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang Kayu gaharu tak ubahnya kayu biasa jika di dalam hutan Imam Syafi’i (dalam negeri 5 menara)

Selasa, 04 Oktober 2011

yahhh... dateng lagi deh penyakit lama... MIssed oriented hidup gak bertujuan pengen jalan2 keluar negeri, tapi bingung n gak tau mesti mulai dari mana. BIngguuuunggggggggggg... tapi pengeeeeeeeeeen.... any option fren?

Jumat, 04 Maret 2011

pasangan dan tanyaku


Teruntuk saudara-saudariku di bumi allah…………


Jatuh cinta. Pasangan. Pria. Wanita. Hubungan. Komitmen. Pacaran. Ta'aruf. Menikah. Keluarga. Suka. Ibadah. Niat. Amal.


Semuanya misteri.


***

Aku sedang berdiri menyusuri lantai rumah sakit ketika itu. Sesosok manusia berjalan menghampiriku. Wajah yang ku kenal.Tak ada yang aneh pada penampilannya, tapi yang membuatku terbelalak bukan itu. Dia datang membawa sebuah kabar yang tak biasa : si **w** dan ***m** punya pacar!

Sejujurnya, kabar ini sangat biasa kudengar di sekelilingku. Toh, apa anehnya seseorang punya pacar? biasa2 aja kan? Nothing special. Tapi ini tak biasa karena dia pelakunya. Dia yang ku kenal. Saudaraku. Bukan orang lain.

Begitu juga malam ini. Aku membuka facebook dan tiba2 terpampanglah sebuah foto dua orang saudaraku yang tengah berfoto berdua, bersebelahan, laki2 dan perempuan yang semuanya adalah makhluk yang satu spesies denganku. Aku tak dapat menahan impuls syaraf keterkejutanku sambil berteriak dalam hati "ada apa ini??? Kenapa mendadak semuanya begitu?"

Huuff..!!!!!

Fakta ini membuat ku berpikir banyak. Sebenarnya apa sih status pacaran? Halalkah? Mungkin, bisa jadi iya... kalau tidak, Kenapa mereka yang notabene selama ini lurus dan tak neko2 mendadak berubah pikiran?

Aku tak ingin medebat siapa2. Usia memang menjadi tantangan terberat saat ini. Saat puncak kematangan fisiologis berada dalam titik kulminasi. Saat ketertarikan mencengkram. Saat status mulai mendekati masa mandiri dan lepas dari orang tua, usia menjadi alasan yang tepat untuk mencari pasangan. Lah, kalo gak sekarang kan kapan lagi?? Jangan2 nanti ketuaan.. ntar gak ketemu jodoh lhooo…. (eh, bukannya jodoh itu udah ditentukan siapa n kapan bakal ketemunya ya? Gak tau ah, gelap!)

Apalagi kalau muncul kecemburuan sosial terhadap rekan2 yang sudah lebih dulu melakoni hubungan yang begitu. Kesannya, kalau orang lain bisa, kenapa kita tidak?? ya gak sih??
Trus kita juga gak ngapa2in kok... jadi gak ada masalah kan???

Meskipun aku beranggapan begitu, rasanya logikaku tak bisa begitu saja diajak kompromi. Ada banyak tanya yang ingin aku lontarkan. Apa mencari pasangan harus selalu melewati fase pacaran? Atas dasar apa? pengenalankah? berapa lama? Apakah mungkin setelah pacaran akan mengenal sang calon pasangan lebih dekat sehingga keputusan untuk menikah bisa lebih mantap? Apa iya kalau pacaran itu dalam rangka mengenal sosok asli pasangan kita? bukan mengenal topeng2 yang mungkin memoles wajah2 kita agar terlihat tampil wah? Trus, apa iya semakin sering bersama akan makin lengket? bukannya semakin sering bersama akan timbul rasa bosan? jika kemudian rasa bosan itu hadir, apakah dia akan mencari orang lain untuk mengobati rasa bosan itu?

maaf ya.. agak sarkastis...
lidah ini mungkin tajam dan menggores. Af1.... gak ada niat apa2…..
Just wanna ask you all…………….

Kita ini sudah punya pasangan masing2 kan ya? Bukankah kita ini dulunya tercipta sepasang? itu artinya siapapun yang berjodoh dengan kita tentu akan cocok dengan kita karena pada dasarnya kita ini tercipta dari satu sanyawa. Lantas pacaran itu fungsinya apa? penjajakan untuk menemukan pasangan, atau sebaliknya mencari pasangan baru yang tepat?
aku tak mengerti.

Kalau memang begitulah cara yang aman, kenapa Rasulullah tak melakukannya? kenapa para sahabat tak menyinggung soal hubungan sebelum pernikahan? kenapa yang tercatat di lembar2 sejarah hanya soal keberanian Ali untuk melamar Fatimah dengan taruhan terima atau ditolak Rasulullah? Kenapa ali menghadap Rasulullah dan bukan mendekati Fatimah dahulu baru kemudian mendekati Rasulullah? Bukannya cara kedua lebih aman dari kemungkinan ditolak ya? tapi kenapa Ali tak melakukannya?

atau kasus pinangan Khadijah untuk Rasulullah? Kenapa Khadijah hanya mengirim Maisarah untuk menyelidiki Rasulullah dan bukannya turun langsung untuk mendekati Rasulullah? Bukankah beliau itu saudagar hebat, wanita tercantik dan akhlak mulia? Kenapa Khadijah malah langsung to the point mengajak Rasulullah menikah lewat pinangan pamannya padahal belum tentu Rasulullah menerima? Bukankah rawan untuk ditolak?

Kenapa kedua orang hebat diatas memilih mempertaruhkan harga diri dengan satu keputusan, dan Bukan menjalin pendekatan dulu, manjalani hubungan dan setelah merasa cocok baru menikah? Apa alasannya? Dan keanpa tidak memilih jalan yang jauh lebih save?

Apakah karena tak terpikirkan sebelumnya? Ataukah karena ada kehormatan lain yang lebih tinggi dari sekedar memilih jalan aman?
Benarkah pilihan ini? Halalkah ini?

Aku terpengkur menatap ubin lantai rumah sakit, mencoba meresapi alasan kenapa saudaraku satu per satu terbelit soal yang satu itu. Apakah mereka sudah menemukan jawab atas tanya2ku ini? Apakah mereka menemukan sumber dalil lain yang belum sempat aku ketahui? Aduh…. Maafkan kebodohanku saudara2ku….. aku memang tak tau apa2……..

Karena itu, tolong, jawab tanyaku saudara2ku.....
karena aku merasa risau dan bingung dalam ketidakmengertianku ini....
Aku takut, suudzonku akan jauh lebih besar dan aku akan kesulitan mencari alasan untuk berfikir bahwa kalian benar.......

Semoga Allah selalu memberi petunjuk kepada kita semua...
mengikat hati2 kita dengan aturanNya dan meneguhkan langkah2 kita....
amin.......

dari saudarimu yang selalu mendoakan kebaikan untukmu

cinta, benci dan prasangka

Tidak semua orang akan memahami apa yang kita maksud. Kita juga tidak punya ada hak kita sedikit pun untuk memaksa seseorang untuk memahami kenapa kita berbuat begitu. Seperti seorang ibu. adakalanya seorang anak akan marah dan protes ketika ibunya melarangnya bermain hujan atau main becek-becek tanpa sandal. Atau seorang remaja yang merasa marah dan terkekang ketika bapaknya tidak memperbolehkannya pulang malam2. Tentu saja sang anak akan marah, toh, orang tuanya sudah melanggar privasinya dan seakan tidak percaya padanya. Padahal sang anak sudah besar. sudah saatnya mandiri dan kritis. Tapi, kenapa sih mereka tidak mau mengerti??

Pernah gak nemu kejadian semacam di atas?
Kalo aku pernah. It’s real.

Aku pernah nangis2 sampai hampir 4 semester gara2 disuruh mamaku kuliah di fakultas kedokteran ini. Sudah bertahun2 berjalan, dan aku masih saja menyesali pilihanku. menganggap bodoh diriku yang dulu tidak mampu berontak. Tentu saja rasanya sedih dan berat. Coba bayangkan, kebebasanku dirampas. Pilihanku tidak dihargai. Padahal aku sudah dewasa. Sudah 17 tahun! Itu artinya aku seharusnya dipercaya untuk melakukan apapun yang aku suka, termasuk menentukan aku masuk mana. Ini masa depanku. Ini hidupku!!!! Dan seharusnya tidak ada yang boleh melarangku, termasuk orang tuaku sekalipun.

Aku adalah burung dalam sangkar emas. Sangkarnya cantik, tapi aku tak bebas.

Tahun2 pertama yang ku jalani rasanya seperti neraka. Aku tak bisa fokus, tak punya tujuan dan orientasi. Ya iyalah... aku dipaksa menjalani apa yang tidak aku suka tanpa bisa melawan. Aku sedih. AKU KESAL! AKU MARAH!!!! Rasanya iri dengan teman2ku yang bisa melakukan apapun sepuasnya. Meskipun orang2 menyayangkan sikapku, bilang aku kurang bersyukurlah... gak tau untung lah... dll, aku tetap saja bandel. Kalo dihitung2, air mataku kali satu galon ya… hehehe… Tapi, ya... se-menyesal-apapun aku, aku toh aku tak bisa berbuat apa2.... akhirnya aku cuma bisa pasrah deh.... T.T


Tapi, seperti kata pepatah, witing tresno, jalaran sako kulino. Cinta datang karena terbiasa. (karena aku bukan orang jawa, jadi kalo salah EYD-nya, tolong dikasih tau ya...^^). Begitulah... Lambat laun aku mulai terbiasa dengan jadwal-jadwal sibuk yang dulu tak ku kenal, terbiasa nge-date bareng sobotta n guyton, dua textbook yang gedenya sebesar bantal tiap kali dapet LI, juga terbiasa dengan jadwal2 sibuk tak jelas. Kalau dulu ke kampus tuh identik dengan "ya allah.... keknya aku perlu cari sesuatu buat ganjel mata d...", sekarang ada yang beda.... Rasanya lebih semangat buat nanya2 dikit. Soalnya, yah... dari pada ngantuk, gak ngerti juga, mendingan cari tau, minimal aku tau judul slidenya deh. Kalo sebelumnya, beww… paraaahhhh…….!!! Seringnya pas ditengah2 kuliah aku bingung, sebenernya dosen ni lagi ngomongin apa sih??? Udah aku gak ngerti, Gak minat lagi! Akibatnya, pulang kuliah gak tau deh, tadi judul slidenya apaan :) .

Karena gak minat kuliah, aku mulai melirik organisasi. Mulailah waktu2ku tergadai. Lumayan, kalo nilai ku kecil, aku jadi punya dalih sibuk organisasi, hehehe… tapi, efeknya aku jadi ketagihan. Banyak kenal orang2 baru, bertemu hal2 yang menyenangkan lainnya. It’s so fun babe!

Perubahan laennya adalah aku juga jadi semangat bisnis jualan pulsa. Ke kampus juga jadi sedikit lebih menyenangkan karena tiap hari nagih duit pulsa, hehehehe... serasa jadi juragan ! (kepada para customer-ku tersayang, terima kasih ya, karena sudah membuat hidupku lebih berwarna..:))

Akhirnya aku sampai pada satu kesimpulan, kuliah ku tak buruk2 amat. Tak semua hal yang kuanggap buruk itu tak enak. Adakalanya, kesulitan tadi justru bisa berubah jadi lebih menyenangkan :)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, Rasulullah SAW. bersabda:
“Cintailah sesuatu sekedarnya saja sebab bisa jadi suatu hari nanti dia akan menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah sesuatu sekadarnya saja sebab bisa jadi suatu hari nanti dia akan menjadi orang yang aku cintai”

(HR. Tirmidzi)

Sekarang aku sudah ko-ass. Dan baru kusadari, pilihan mamaku bertahun2 yang lalu itu tidak salah. Gara2 di FK inilah aku bisa ikut2 kalo ada kerja2 sosial. Lebih mengenal bagaimana caranya komunikasi, lebih peka dan peduli. Bisa mengenal islam lebih baik, juga bertemu saudara2 terbaikku sekarang ini. Semangat penuh. Rasanya pengen berbuat lebih untuk dunia dengan segala keterbatasan yang aku miliki. Dan semua ini mungkin takkan pernah aku rasakan jika aku tak menjejakkan kaki di sini. Di FK UNSRI-ku tercinta ini.

Oke, air mataku mungkin sudah tertumpah bergalon2, tapi, tak apa... toh, air mata bisa diproduksi lagi  there’s no regret. Aku juga tau, “pemaksaan” yang dilakukan mama-ku dulu bukan apa2. Hanya sebatas luapan cinta agar aku bisa lebih baik. Seperti obat, pahit sih... tapi menyembuhkan ^_^ Aku bersyukur dengan semuanya. Dengan paksaan mamaku, juga pilihan2 yang aku ambil.

“....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 216)

***

Well, sekali lagi, kita tidak bisa memaksa seseorang untuk mengerti apa yang kita maksudkan. Seperti mamaku, terkadang tindakan kita yang bermaksud baik malah sebaliknya terinterpretasi sebagai tindakan buruk. Padahal mamaku tak bermaksud memaksakan hal2 aneh kan ya? Tapi, kalau dalam versi-ku, mamaku adalah tokoh antagonis. Hahaha... Maaf yo ma... banyak dikatoi ^_^

Tapi, biarlah, seperti sabarnya mamaku, seperti diamnya mamaku... biarlah waktu yang akan menguraikan maksud di balik tindakan2 kita. Mungkin cukup Allah saja yang mengerti maksud kita sekarang. Biarlah suatu saat tabir2 rahasia terbuka sendirinya. Semoga saja suatu saja orang2 yang kita sayangi, siapapun dia, menyadari makna dibalik semua tindakan kita. Bahwa yang kita inginkan hanya kebaikan untuknya, bukan mengharap imbalan apapun darinya, meski dengan resiko berat menjadi seseorang yang dibenci, tak masalah....

Tetaplah menyebar cinta saudara2ku, meski sekarang kau mungkin lelah dengan semua prasangka di hadapanmu. Biarlah Allah saja yang menilai semuanya. Semoga kesabaran kita berbuah pahala. Keep our heart in touch :)

Sabtu, 19 Februari 2011

trapped to the past

Kita seringkali terperangkap dalam masa lalu meskipun tanpa kita sadari, entah itu tentang euforia masa lalu ataupun kesedihan yang mengintil kemana pun kita pergi. Waktu sepertinya terhenti. Kita hidup di jaman yang berbeda, tapi rasanya masa lalu itu benar2 dekat, menyapa kita, bahkan membuai kita.

Saya juga begitu. Kemaren, kemaren sebelumnya, bahkan sejak bertahun2 yang lalu ternyata bayang masa lalu itu begitu sering membekap aksi saya, bahkan tanpa saya sadari. Sekarang, saya sudah mahasiswa tingkat akhir di fakultas kedokteran. Tapi, anehnya, saya masih saya sering membandingkan kehidupan saya sekarang ini dengan apa yang saya alami waktu smp di pondok dulu. Rasanya saya sekarang berubah. Jadi lebih terbuka, gak canggung lagi, gak diem2an lagi, lebih santai, dan gak sekalem waktu saya smp dulu (hehehe.. :)). Kadang2 malah terselip keinginan untuk jadi seperti dulu.... Kangeeen...

Karena itulah, saya sering maen ke sekolah saya dulu. Yah.. Cuma pengen ngobatin rasa kangen tadi sih... pengen sharing, sekedar say ‘hai’ n tanya2 kabar temen2 seperjuangan saya dulu. Pengen ketawa bareng lagi... Jauh2 gak papa deh... saya sempatkan kok... :)

Tapi, anda tau apa yang saya temukan?

Yah.. benar...

saya tidak menemukan apa yang saya cari.

Semuanya beda. Keramaian itu sama, tapi isinya tidak lagi sama. Tidak ada lagi teman2 yang sama. Tidak ada lagi canda tawa yang sama. Bahkan, bentuk bangunannya pun sudah berubah. Padahal, rasanya saya belum lama meninggalkan tempat ini. Baru sekitar 7 tahun saja. Bahkan saya bisa mengingat dengan detail letak bangunannya dulu, bagaimana wajah teman2, apa yang kami lakukan dan seterusnya. Waduh, beneran kecewa deh.. rasanya gimanaaa.. gituuu... udah ngebet tapi gak ketemu. Saking ngebetnya, Kalo seandainya doraemon tinggal di 7 Ulu, mungkin saya pinjem deh mesin waktunya.... Tapi, tentu saja doraemon gak tinggal di 7 Ulu. Dan karena itu pula saya tetep gak ketemu orang2 yang saya kangenin itu...

Saya cugak! Saya pingin ketemu semuanya sekarang! Sekaraaaang!!!! >.< (ngambek)
Tapi, Ternyata saya harus puas menemui rekan2 yang saya kangeni itu hanya dalam angan saya saja.

Itulah hebatnya waktu. Hanya meninggalkan kenangan untuk kita.
Selalu pergi menjauh, dan takkan pernah kembali lagi.

***

Kadang2, masa lalu menyapa kita dengan cara lain.

Saya sering banget menemukan teman2 yang drop semangatnya. Padahal mereka ini angkatan baru di fakultas saya. Sama seperti saya, mereka ini merasa gak nyaman dengan kondisi sekarang. Dulu, mereka ini jagoan, biasanya selalu jadi si nomor satu di tempat asalnya masing2 meski gak terlalu berusaha mati2an. Tapi, semenjak berada di posisi sekarang, rasanya ada yang berubah. Semangat jadi kendor. Nilai juga pas2an. Gak jadi top scorer lagi. Timbul rasa minder dengan rekan lain yang kelihatan lebih “cling!” di banding kita. Entahlah... dalam otak mendadak tertulis “males ah... keknya aku gak sebaik mereka deh” ato “aduh.... kok aku rada ketinggalan di banding temen2 yang laen yah? Kok aku rasanya jadi mundur yah sekarang??”

Dari sinilah timbul rasa kangen dengan masa lalu. Ada keinginan untuk kembali berada di puncak karier di masa keemasan dulu. Tapi, Cuma pingin aja... Semangat tetep drop. Walhasil, keadaan jadi tak menentu. Nilai tetep drop dan si pelaku jadi tambah menyalahkan diri sendiri. Akhirnya, yah... nothing to do, stress iya... Yang gawat itu kalo pada akhirnya si pelaku jadi depresi. Kerjaan jadi gak beres dan timbul sindrom membenci diri sendiri. Ngerasa “ini bukan dirikuuu.... aku kotor! AKU KOTORR!!!” :)

***

Nah... apa anda punya cerita yang sama?

Pernahkah anda merasa dahulu lebih baik, jadi anda pingin kembali saja ke masa lalu dan meninggalkan apa yang anda hadapi sekarang begitu saja?

Lalu, apa yang anda lakukan waktu itu?


Sejujurnya, saya sebetulnya benar2 menikmati masa lalu tadi, seakan2 itu adalah bagian dari masa sekarang dan masa depan saya juga. Patokan saya adalah menjadi seperti dulu

i>
dengan usaha yang sama dan dalam tempo yang sesingkat2nya. Tapi, belakangan ini saya baru tersadar. Saya salah. Mungkin kita memang tidak puas dengan kondisi kita sekarang, dan merasa dulu itu jauh lebih baik. Tapi, kita tidak bisa diam saja lalu menikmati euforia masa lalu. Zaman sudah berubah. Kondisi kita sekarang beda dengan masa lalu. Kita sekarang memang sudah bukan lagi seseorang yang dulu. Situasi sekarang berubah. Tantangan yang kita hadapi berubah. Kesulitan yang kita hadapi juga makin meningkat grade-nya. Dan kedewasaan diri kita juga bertambah. Itu yang kemudian menciptakan perbedaan tindakan apa yang kita ambil sekarang. Dan tentu saja hasilnya juga beda.

Untuk mencapai posisi yang sama dengan masa lalu tentu juga tidak mudah. Usaha yang persis sama dengan masa lalu tidak selamanya menghasilkan hasil yang sama kalau kondisi lingkungannya berubah. Dan kita tidak bisa membandingkan kondisi kita sekarang dengan kondisi masa lalu, menjudge yang dulu lebih baik lantas terpuruk.

NO...

Waktu kita adalah sekarang!

Cukup memikirkan masa lalu.

Masa lalu itu hanya ibarat spion. Hanya kita lihat sesekali saja.
Apa jadinya jika supir terus-menerus melihat spion tanpa memperhatikan jalan yang ditempuhnya?

Kita boleh kok berkaca dengan masa lalu untuk menentukan sejauh apa target kita atau menilai kemungkinan kesalahan2 kita dari pengalaman masa lalu. Tapi, stop! Jangan terlena dengan masa lalu. Jangan tertipu dengan pikiran “ kalo dulu sih... aku tu ya.. bla, bla, bla...” lalu sekarang menerapkan cara yang sama, lantas hasilnya sama. Belum tentu!
Berhentilah berangan2 bahwa kita ingin situasi yang sama seperti dulu dengan cara yang sama tanpa ada perbaikan strategi. Karena kondisi kita beda. Dibutuhkan strategi yang jauh lebih matang dan terencana untuk menghadapi tantangan sekarang. Ini saat2 transisi kita. Apakah kita sukses lebih baik dari masa lalu atau bahkan jauh lebih buruk? Sukses menghadapi masa transisi ini atau terduduk pasrah dikungkung bayangan masa lalu?

Tutup lembaran masa lalu anda. Hari ini adalah halaman baru catatan amal anda. Anda punya hak penuh untuk menentukan apa yang akan anda lakukan hari ini tanpa gangguan bayang2 ilusi masa lalu. Fokus dengan target2 kita, tatap lurus ke depan. Lalu... Wusshh!!!! Tangkap target itu dengan ikhtiar terbaik kita.

Keep moving forward guys...

Sekarang adalah masa lalu dari masa depan. Kalau kita melalaikan hari ini, apa yang hendak kita kenang di masa depan?

Bertahanlah mengahadapi kesulitan dan tantangan di saat transisi ini. Penyesalan hanya terjadi untuk hal2 yang tidak pernah kita lakukan. Penyesalan akan berbanding lurus terhadap pilihan2 yang dulu kita abaikan. Kenapa dulu diam2 saja dan tidak mengubah? Kenapa dulu pasrah mengenang masa lalu bukan produktif mengejar masa depan? Kenapa dulu cuma sibuk memandang kagum pada orang2 hebat di sekeliling kita, bukannya menjadikan diri kita sehebat orang2 di sekeliling kita? Dan kenapa2 lainnya....

Jadi, sebelum kita semua menyesal, BERGERAKLAH!!!

Agar suatu saat di masa depan, kita hanya akan tersenyum karena mimpi2 yang kita perjuangkan hari ini menyapa kita di alam nyata.

Lakukan saja yang terbaik hari ini.

Let say good bye to the past and also welcome to the future


Okeh?!


Fajar di kamarku, 19 Feb 2011, 01.24 WIB

Jumat, 18 Februari 2011

½ berisi, ½ kosong...

7 November 2010

Ini bukan lagi promosi buku y..... Soalnya saya juga belum pernah baca bukunya.... Tapi kalau ada yang punya bukunya dan mau minjemin gratis, gak papa.... Saya terima dengan ikhlassss......^^


Okeh, kembali ke jalan yang benar....

Rekan2, coba bayangkan, anda tengah menatap gelas yang terisi setengahnya. Saya pingin tahu, menurut anda, gelas itu setengah penuh atau setengah kosong?

Sebagian orang mungkin akan menganggap gelas itu setengah berisi, Sedangkan sisanya mungkin menganggap setengah kosong. Kenapa berbeda? karena menurut “golongan setengah berisi”, seharusnya gelas itu kosong, sedangkan “golongan setengah kosong” mungkin berasumsi bahwa seharusnya gelas itu berisi. (dalam hal ini kita mengabaikan fakta adanya orang2 yang hobi golput dan bersemedi diam2^^ Anggap saja kita semua berani berpendapat).


Lihat, kedua kelompok ini berada dalam posisi berlawanan. Satu kosong satu berisi. Tapi ajaibnya, kedua anggapan mereka benar dalam waktu bersamaan.


Anda pasti pernah melihat uang logam pecahan Rp.50,- kann?? Bagi yang pernah mengalami masa kecil di tahun 90-an, tentu tak asing dengan uang koin yang biasa dipakai buat jajan atau kerokan ini. Nah, jika disebutkan uang logam Rp.50,-, apa yang terbayang dalam benak anda? Lambang burung garuda kah? Atau angka Rp.50,-?

Kedua lambang ini tentu saja berbeda. Tapi, sama seperti kasus diatas, kedua fakta ini terbuki benar. Kedua lambang tadi identik dengan uang koin Rp. 50 meskipun yang satu berada pada sisi kebalikan yang satunya.

Ini menunjukkan bahwa dalam satu situasi bisa saja kedua pendapat yang berbeda pun adalah sama2 benar.
Ingat fakta ini baik2.

Karena terkadang ego kita terlalu dominan sehingga menganggap bahwa pendapat kitalah yang paling benar dan orang yang berbeda pendapat dengan kita pastilah melakukan kesalahan. Sebaliknya, ada orang2 yang takut untuk berpendapat yang agak sedikit berbeda dengan kebanyakan orang karena takut pendapatnya salah (Lha, gimana kita tahu bahwa pendapat kita salah kalau kita tak pernah menyatakan pendapat kita?)

Padahal, adakalanya perbedaan pendapat tercipta manakala kita memandang objek yang sama dari arah yang tidak sama.

Dan sekali lagi, keduanya bisa jadi sama2 benar.

So,kenapa takut untuk bicara? kenapa merasa takut untuk berbeda?

Berbeda bukan berarti salah. Malah bisa jadi artinya, kita bisa menemukan sisi lain dari sebuah topik yang mungkin saking brilian ide tadi sampai2 tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. Dan anda hanya menyia2kan ide brilian itu jika anda hanya menyimpannya dalam hati lalu berkarat tanpa arti karena mulut anda terkunci rapi. Padahal mungkin saja jika ide tersebut dilontarkan, orang2 akan berpikir berbeda dan andapun bisa mengubah situasi menjadi lebih baik.

Seandainya pun kemungkinan terburuk terjadi, bahwa anda melakukan kesalahan, apa kemungkinan efek terburuk yang terjadi?

Calm babe, anda tidak akan dicap sebagai orang paling bodoh sedunia. Mungkin akan terjadi kegaduhan sebentar, tapi yakinlah, sebentar kemudian kegaduhan itu sirna dan orang2 tidak akan lagi fokus pada topik tersebut. Simpelnya, coba anda melihat dari kacamata orang lain : Apa yang aneh dari seseorang yang berpendapat kemudian pendapatnya tidak diterima? Apakah penting untuk ditindak lanjuti lebih jauh? So what gitu lho?

Sisi positif lainnya adalah anda tahu bahwa pendapat anda salah, jadi untuk seterusnya anda bisa memperbaikinya. Ini tidak memalukan. Akan lebih parah jika seandainya pendapat anda salah tanpa anda pernah mengetahui bahwa anda salah, bahkan mengajak orang untuk mengikuti cara pandang anda. Selamanya anda akan terjebak pada tindakan yang keliru. Is it true, right?!

Jadi, apa lagi yang membuatmu sungkan untuk bicara dan berpendapat?

BICARALAH, UNGKAPKAN ISI OTAKMU

---------0--- Be Unique ---0----------

“Diam itu emas, tapi bicara adalah berlian” (SBY)

Bola Pingpong vs Layang2



Apa bedanya bola pingpong n layang2?

1. bola pingpong bulat, layang2 bentuk trapesium^^
2. layang2 dari kertas, bola pingpong dari plastik
(dan perbedaan2 lain.... Ya iya lah... tidak ada persamaan antara layang2 dan bola pingpong yang terlihat secara fisik^^)

yang paling penting adalah adalah kalau di pantulkan, bola pingpong akan memenuhi persamaan deret ukur, yaitu, pantulan kedua adalah 1/2 kali pantulan pertama. Begitu juga pantulan ketiga akan 1/2 kali pantulan kedua dan seterusnya (wahai para ahli matematika…kalau saya salah, mohon dibenarkan^-^” ). Nah, Dapat kita katakan bahwa bola pingpong (dan juga bola2 lainnya... bola tenis kek, bola bekel kek... whatever!) semakin lama semakin rendah pantulannya ketika menghantam tembok sehingga akhirnya malah berhenti sama sekali.

and now...
what about layang2?

Layang2 tentu saja tidak dipantulkan (of course it is... sangat logis dan fisiologiss...^.^).
Layang2 diterbangkan dengan cara di tarik ulur. ketika angin berhembus, layang2 akan kita tarik, lalu diulur. Tarikan melawan angin ini akan membuat daya dorong yang diterima layang2 semakin kuat sehingga layang2 akan terbang makin tinggi.

Mari kita tarik kesimpulan perbedaan bola pingpong dan layang2 berdasarkan analisis tadi:
1. Bola pingpong yang membentur tanah akan memantul semakin rendah dan kemudian berhenti
2. layang2 yang menantang angin akan terbang semakin tinggi.

Bola pingpong dan layang2 bisa kita ibaratkan sikap kita dalam menjalani hidup. Bola pingpong membentur tanah, layang2 pun menantang angin. Tak ada yang berjalan mulus kan???
Sama seperti hidup kita, tidak ada yang berjalan mulus. Setiap kita pasti punya masalah. Setiap kita punya tantangan dan kendala setiap hari. Bagi A, mungkin itu bukan masalah, tapi bagi B itu masalah besar!
Tak usah diributkan soal besar kecilnya masalah, apakah masalah kita lebih berat dari masalah orang lain di dunia ini atau malah kita merasa menjadi orang paling malang sedunia. Yang penting adalah penyikapan kita terhadap masalah tersebut.

Meskipun dalam AlQuran Allah sudah menjamin bahwa kita semua mampu menghadapi masalah seberat apa pun itu (QS. 2:286), tapi tidak semua orang akan menghadapinya penuh semangat seperti layang2 yang menantang angin. Kadang2 semangat kita akan habis setelah jatuh berkali-kali. Rasa lelah sering kali membuat kita terlalu pesimis untuk bangkit. Layaknya bola pingpong yang membentur tanah.... Mimpi kita perlahan2 mati seiring rintangan yang semakin lama makin berat hingga akhirnya kandas tak tersisa...... sampai akhirnya kita menyerah kalah, tertunduk lesu tak berdaya lagi menantang tembok halangan yang masih tinggi....

dan setelah terjatuh lagi berkali2,
mungkin hanya tinggal tanya dalam benak kita: apakah tidak ada lagi harapan setelah ini..........?

......
STOP!!!
STOOOOOOPPPPPP!!!!!!!!!

Bangkit rekan2 ku!

Apakah kita akan menyerah karena sebuah tembok yang membatasi mimpi kita dengan alam nyata?
Jangan mau menyerah dulu!
Jangan biarkan masalah menertawakan kita.
Jangan biarkan masalah menundukkan kita dan membuat kita jadi bulan-bulanan kecewa dan ragu.
Jangan biarkan luka2 kita menganga tanpa kita mendapat apa2.

Ayo berdiri!!!!

kita boleh jatuh, kita boleh luka.
tapi perjuangan kita hanya boleh berhenti, setelah mimpi kita menjejak alam nyata....

I KNOW U CAN. WE CAN. EVERYONE CAN.

Pilihan ada ditangan kita
Apakah kita akan menjadi manusia bola pingpong atau layang2.
Ketika keberhasilan menghadapi masalah sudah dijanjikan Allah,
kenapa kita lantas berputus asa?!
Ketika kita kemenangan sudah didepan mata,
kenapa langkah kita mesti terhenti gara2 sepotong kata "menyerah"....

Tetaplah di barisan terdepan, rekan2 seperjuanganku...
Masalah kita memang besar, tapi kita punya Allah yang jauh lebih besar.....

SEMANGAAATTTTT!!!!!!!!!!!!!!!


“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.....” (QS. 2:286)

Males?? Gak BAnget sih...!!!!

Malas adalah salah satu penyakit yang paling mudah berjangkit. Seperti flu di musim hujan, penyakit malas ini bisa timbul dimana saja, kapan saja, dan menyerang siapa saja. Dan kalau malas ini sudah berjangkit, kadang2 aktivitas jadi terganggu dan menimbulkan masalah2, baik masalah kecil, masalah agak besar, masalah besar, bahkan masalah super-duper-besar!

just 4 example....


masalah kecil : males mandi

paling efeknya jadi rada bau... sekaligus menjadi sumber polusi udara jenis baru... >.< tapi yah... gak masalah ya... paling banter jamuran n menambah hobi baru : garuk2.... ini gak merugikan negara, paling anda sendiri yang terganggu... masalah agak besar : males bersih2 (males cuci piring.... males cuci baju... males bersihin rumah...) selaen berefek jadi gak punya stok baju bersih, piring bersih, n rumah yang bersih, males jenis ini juga akan membuat kuping rada budek. You know why?? gak laen karena orang satu rumah bakal berkicau dengan indahnya.... terutama kalo anda kebetulan adalah seorang anak perempuan pertama, ato bahkan anak perempuan satu2nya di rumah... gak asik yah.. masak tampang keren, cakep, jenius, masih muda, kaya raya, tapi BUDI alias Budek dikit.... masalah besar : males belajar... Sebagai seorang mahasiswa yang baek hati n gak sombong, rajin menabung, hapal undang2 dan menjunjung nama baik sendiri dimanapun berada,kewajiban kita tuh cuma satu yaitu untuk menuntut ilmu setinggi2nya (Hidup Mahasiswa!!!!^^) ya iya lah.. yang kita bawa setelah pendidikan ini bukan cuma selembar ijazah, tapi juga isi otak! tentu saja kalo males belajar, jadinya gak paham sama materi dan menghambat kerja nantinya. Tapi, males jenis ini efeknya besifat kronis alias baru kelihatan dalam jangka waktu lama. efek akutnya sih gak kelihatan ya... soalnya banyak mehasiswa yang menganut aliran "scavengerism"^^ jadi, meskipun rada males, nilai2 pada tetep aman koq, hehehe....Trus, Pasien2 juga gak bakan nanyain : "dok, dulu emang IPK-nya berapa?" kondisi paling naas mungkin ya... seperti ini: seorang pasien datang ke tempat praktek anda. Namun... ketika anda tanya2 dan periksa lebih jauh, anda mulai bingung.. ni sebenernya pasien sakit apa sih?? Pasien tiba2 nanya: "emangnya saya sakit apa dok? trus bisa sembuh gak?" **Oh, My God!** Keringat dingin mulai mengucur. Pasien menunggu jawaban anda, padahal gak ada yang nyangkut di otak anda. Anda berpikir keras... dan sebuah ide brilian timbul. "maaf buk, saya permisi ke toilet sebentar... bentar ya...." sambil menyunggingkan senyum terbaik anda. dan segera... ngacir ke belakang untuk membuka catatan dengan adrenalin berpacu Untung kalo ketemu materinya n diagnosisnya tepat. Anda akan kembali dengan selamat. Kalo gak??? pasien mungkin gak akan kembali ke tempat praktek anda. Lah iya... wong obatnya juga asal2an... gimana mau sembuh? kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda..... Masalah super-duper-besar : males ibadah. Alesannya "tanggung nih..." ato "yah... cuma sunnah juga sih...". Jadi kadang2 dengan sengaja molor2 waktu sholat, jadi nyari2 alesan kalo ditodong buat sedekah, nunda2 tilawah, males qiyamul lail, alesannya lupa ato gak kebangun kalo malem... whatever! Padahal ibadah itu efeknya buat kita sendiri lho. Coba perhatiin deh, kalo ibadah lagi kendor, biasanya bawaan BT, marah2 mulu, gelisah, labil gak jelas gitu, pokoknye seharian mungkin bawaan uring2an.... Kalo anda mengidap gejala2 diatas, coba deh diperiksa lagi... jangan2 emang ibadahnya lagi ngos2an.... Dan celakanya, akibat males ibadah ini gak berhenti disitu. Karena setelah kerugian2 di dunia, pertanggungjawaban masalah ibadah ini pun akan dibawa2 sampe akhirat. Bisa berabe nih urusannya! Rekap-ibadah-nya bisa lama karena ada begitu banyak kesalahan yang dibikin. Jangan2 kloter anda menuju surga pun bisa terhambat gara2 masalah ibadah ini... Naudzubillah... >.< Anyway... Males sebenernya merupakan kondisi fisiologis. Adalah wajar kalo kadang2 semangat kita buat beraktivitas rada ngedrop. Semangat juga seperti kurva sinus, kadang naik, kadang turun. Nah, Biasanya penyebab males ini adalah rasa bosan, target terlalu tinggi, banyak bikin dosa atau malah jeda waktu libur yang terlalu panjang. Tapi, bukan berarti lantas kita jadi melegalkan rasa malas ya... Karena rasa malas ini cenderung merugikan. Coba deh bayangkan, saat anda lagi malas dan tidak melakukan sesuatu apapun, ada ribuan atau bahkan jutaan orang di luar sana yang berusaha meningkatkan produktivitas mereka. Anda lagi guling2 di kasur, baca2 komik, nonton acara gosip.... sementara mereka para pesaing anda membaca buku2 text book, memperluas jaringan, meningkatkan skill, ikut pelatihan, buka bisnis baru, belajar ilmu baru dan laen2. Jadi wajar kalo misalnya ada jutaan orang yang jauh lebih maju dari anda. Ini bukan karena mereka lebih beruntung tapi karena mereka melakukan sasuatu saat anda bahkan belum memikirkannya! Sadarlah rekan2, dengan membiakkan rasa malas dalam tubuh dan pikiran kita, itu artinya kita sudah membiarkan jutaan pesaing kita mencuri start lebih dulu dari kita!!!! lha, yang start nya sama dengan kita pun kesuksesannya belum tentu bisa kita kejar, apalagi yang memang lebih dulu startnya dibanding kita. Halooo.... Jadi, KIBARKAN BENDERA PERANG UNTUK RASA MALAS !!!! kalaupun anda sekarang terjangkiti rasa malas, tenang... coba tips berikut: 1. identifikasi penyebab rasa malas anda. 2. dekati orang2 yang bersemangat, berdoalah supaya anda tertular semangat mereka 3. baca buku2 motivasi 4. tingkatkan kualitas n kuantitas ibadah anda. 5. coba hal2 yang baru. kadang stress juga membuat kita boring dan akhirnya menimbulkan rasa malas. 6. buat target2 kecil yang bisa anda raih sebelum mencapai target besar anda 7. Refreshing! So, Jadikan rasa malas anda seperti saat anda bermain trombolin. Saat main trombolin kita akan jatuh kan... tapi, itu berarti kita akan melompat lebih tinggi lagi. Intinya, Meskipun misalnya anda jatuh dan tidak produktif saat ini, jadikan kesempatan ini untuk menghimpun kekuatan anda untuk bangkit dan lebih aktif lagi. Anda mungkin lemas saat ini, tapi buktikan bahwa anda akan lebih baik lagi setelah ini. Jangan biarkan rasa malas membuat anda terlena. ***BE ACTIVE, BE MORE CREATIVE*** MALES??? GAK BANGET SIH!!!!

Jatuh Cintaaa....



Ada harap2 cemas
Ada gelisah

Ada gembira
Ada salah tingkah

Tak tahu datang dari mana dan kapan datangnya
Membingungkan seperti enigma
Mana yang ujung dan mana yang pangkal tak teridentifikasi
Mendadak saja bercokol dan berkuasa
Mengambil alih program otak, lalu menggantinya dengan aplikasi baru
Seperti virus

Sihirnya memutarbalikkan fakta
Yang jauh terasa dekat
Yang cuek jadi peduli
Yang penakut mendadak punya stok keberanian segunung, layaknya assassin abad 21
Mengubah semua kata “tidak” menjadi kata “ya”
Bahkan yang “biasa2 aja tuh.......” berubah menjadi “aduh... subhanallah....”

Kemilaunya melukis semburat merah dan panas di pipi
Degub jantung berkejaran kalau ingatan tentangnya terlintas
Dug-dug-dug....

Aneh...
sepertinya hati mendadak punya sensor gelombang otomatis...
Sensitif sekali...
Saking hebatnya, kelebat bayangnya pun mungkin akan tertangkap dari jarak ratusan meter
Oh My God! Astaghfirullah....

Mendadak sebuah dilema muncul
Tak ketemu dicari, tapi ketemu tak berani
Kalau dekat rasanya cenat-cenut, kalau jauh kalang kabut
Melirik salah, menunduk gelisah
Sebuah tanya bergema hampir dalam tiap detik
“aduh... apa yang sebaiknya aku lakukan?”

Dunia pun seperti dipenuhi melodi
Tak ada lagi kesulitan, yang ada hanya tantangan
Inspirasi mengalir deras
Langkah2 terasa ringan, sepertinya aroma surga lagi mampir ke bumi
Tiba2 timbul perhatian merawat diri dan punya hobi baru bersenandung lagu2 mellow
Senyum2 tak jelas, sesekali tertawa lepas teringat kejadian kemarin2
Kabar dan hadirnya adalah candu, persis seperti morfin
Soal ritual menunggu yang membosankan?
ah..... tak mengapa....
memangnya, apa sih yang enggak untuknya? (Hehehe...)

Dia seperti pedang bermata dua
Menyatukan dua sisi bertolak belakang
Ada cemas karena takut kehilangan, ada riang yang bernyanyi
mengajak untuk belajar menerima semuanya
menyukai kurangnya, apalagi lebihnya....

Ya Allaaah....
aku jatuh cinta!


Jika boleh aku berharap,
Cintakan saja aku pada orang2 yang mencintai-Mu
Dan izinkan pula aku menjadi sosok yang dicintai oleh mereka yang mencintai-Mu
Agar dengan saling mencintainya kami karena-Mu
Akan menambah kecintaan kami pada-Mu

Tapi.... Janganlah cemburu, Rabbku sayang
Karena tentu saja kemilau-Mu terlalu anggun untuk kubandingkan dengan siapapun di dunia
Kuharap, semoga saja di atas semua cinta
Hanya Engkau satu yang paling bertahta

Ich Liebe Dich...........^_^

Cinta… Cinta…


10 Januari 2011


Bicara tentang cinta, jodoh dan pasangan rasanya tak akan ada habisnya. Sudah tak terhitung gubahan lagu dan syair tercipta, tapi selalu saja ada yang baru. Itulah uniknya cinta, selalu manis dan hangat layaknya susu cokelat :)

Kali ini, saya mau menyoroti sedikit soal masalah cinta ini. Sejujurnya, saya ini bukan ahli di bidang ini yah.. just wanna share^^kalo sependapat alhamdulillah.. kalo gak ya... it's ok... anggep aja pengetahuan baru, okeh?!

Saya sering melihat fenomena yang lazim terjadi dikalangan anak muda sekarang, yah... soal kejar mengejar target pasangan. Biasanya alurnya begini, seseorang yang jadi "pejuang cinta" ini jatuh cinta pada seorang. Nah, dia akan berusaha mengidentikkan dirinya dengan kesukaan sang target. Tujuannya ya, gak lain supaya sang target bertekuk lutut. Nah, setelah target bertekuk lutut, tahap selanjutnya menjadi lebih serius, yakni menjalin hubungan. Sekian waktu berlalu, hubungan ini ujungnya cuma dua : naik ke pelaminan atau putus di tengah jalan. Kalo lanjuut ya... heppy ending. Tapi kalo putus di tengah jalan... yowes... ngapain bingung2.... cari yang laen lah ya, hehehe...

Well, kalo menurut alur diatas tadi, terlepas apakah dia laki2 atau wanita, normalnya kita ini akan mengejar sang target kan? (teori ini tentu saja tidak berlaku jika anda termasuk spesies primadona^^). nah, menjadi seorang "pejuang cinta" itu menuntut anda untuk berkorban. Anda harus menyenangkan dan menarik perhatian calon pasangan anda, bisa saja dengan membelikan kado2 yang dia sukai, mencari tahu hobinya apa, bela2in tampil klimis, bahkan kadang2 anda sedikit harus memodifikasi kepribadian anda supaya sama dengan gambaran idola calon target anda. Tentu saja, ini akan sedikit melelahkan tapi juga menantang, ya kan??? :).

Oke, anggap saja anda berhasil dengan gemilang dan sukses! (aminn..). Si dia sudah di dalam genggaman tangan anda sekarang. Nah, pertanyaan selanjutnya adalah apa yang akan anda lakukan?

menikah?

ato... mengalir, alias jalani aja dulu?

kalo jawabannya adalah jalani aja dulu, lantas sampai kapan?

sampai anda siap?

kapan siapnya?

dan apa parameter anda siap itu?


Setelah perjalanan yang panjang, fakta akan berbicara. Akan sangat bagus jika ternyata dia adalah jodoh anda sebenarnya. Nah kalau sebaliknya, bagaimana jika dia bukan jodoh anda? Bagaimana kalau ternyata si dia yang anda idam2kan ini ternyata bukan yang terbaik untuk anda? Akan sangat menyakitkan tentu saja. Sudah banyak kasus orang berusaha bunuh diri karena hal ini. Itu membuktikan bahwa efek traumatik dari hal ini cukup fatal.
Nah, Kalau dalam logika saya, keknya rada rugi nih...

Bayangkan, dia yang sudah menyusahkan saya, memenuhi rongga hati saya sampai saya jadi pusing setengah mati dan gak bisa ngapa2in selain memikirkan sosoknya saja, mengambil kebebasan saya dalam bertindak, bahkan membuat saya seperti komputer yang "hang" kena virus ternyata bukan jodoh saya, HALLOOOO BABE, WHAT'S GOING ON?!??

wah... gak balik modal ini.....

***

nah, ada sebuah opsi untuk mensiasati kejadian di atas. Dijamin untung dan gak rugi. Gimana kalo logikanya kita balik? tempatkan diri anda bukan sebagai pejuang cinta, melainkan target. Intinya adalah jangan habiskan waktu mengejar orang lain. Buat orang lain yang mengejar anda.

kedengarannya susah ya?

iya, emang....

tapi hasilnya pasti.
dan terjamin garansinya

sebuah ayat alquran dengan cantik menggambarkan hal ini

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)". (QS. An-Nuur : 28)

Well, ini sebuah isyarat bung! Kalo mo dapet yang baik, jangan membuang waktu mengejar target yang baik, tapi sebaliknya, jadilah yang terbaik! Kalo mau dapet yang sholehah, ya... jadi sholeh dulu donk... kalo mau dapet yang sabar, pengertian, baek hati, rajin... kuncinya gak laen cuma mempersiapkan diri kita untuk kek gitu dulu...

Jangan takut sodara2, karena Allah gak pernah salah memilihkan. Hasilnya jelas banget : laki2 yang baik, untuk wanita yang baik. Wanita yang baik, untuk laki2 yang baik.

So, kenapa kita menghabiskan waktu mengejar yang tak pasti, padahal dia belum tentu jodoh kita?
Kenapa kita tidak mempersiapkan yang terbaik saja agar dapat yang terbaik?


anyway...

pernah baca satu tiket ke syurga-nya Zabrina? kalo belum pernah baca, buruan deh cari... (recomended! ;))

Nah, diantara salah satu babnya yang unik itu, ada sebuah pertanyaan yang menyentak saya. Isinya kira2 gini : maukah kamu menikahimu?

coba lihat sekali lagi, disini gak ada kesalahan peletakan kata ya...

"maukah kamu menikahimu?"

supaya gak salah tafsir, saya mencoba membahasakannya lagi.

Misalnya anda bertemu dengan seseorang yang persis sama karakternya dengan anda, simpelnya, itu adalah karakter anda yang dicopy, nah... maukah anda menikah dengannya?

Jawabannya bisa beragam. bisa saja dengan tegas anda menjawab "ya iya lah....". ato "hm... mungkin". bahkan bisa saja jawabannya "gak!!!". Okeh, jawaban pertanyaan di atas silahkan disimpan dalam hati anda masing2 karena saya tidak akan mensensus jawaban anda. Ini luber lho! Langsung, umum, bebas dan rahasia....

Yang akan saya soroti adalah kesan terhadap jawaban tadi. Kalau jawaban anda adalah : "ya iyalah...." maka berbahagialah. Itu berarti bagus karena anda sudah jadi idaman sesorang, minimal diri anda sendiri ^^. Tugas anda adalah pelihara dan tingkatkan kepribadian anda ini, agar anda layak menjadi idaman orang lain juga.

Kalau jawaban anda "hm... mungkin", itu berarti anda sendiri ragu2 dengan diri anda. Wah... ini lampu kuning! Kalau anda sendiri ragu dengan diri anda, bagaimana orang lain akan yakin terhadap diri anda? anda mesti mencari, apa sih kurangnya anda ini? kenapa anda bisa tidak suka dengan diri anda? Setelah dapat,So, UBAH!

Nah, parahnya lagi kalau anda dengan tegas menjawab "Tidaaaakkkkk!!!!"
What's on your mind?
Emergency!
ini gawat sodara2!!!!

Bagaimana orang lain akan menerima pasangan seperti anda jika anda sendiri tidak suka punya pasangan seperti diri anda? Saya bukannya mau meng-under-estimate-kan golongan ini. Tapi, ini berarti anda punya tugas besar untuk mengubah kepribadian anda menjadi lebih baik! Segera kuras isi otak anda

Kalau anda bingung, mau jadi seperti apa diri anda, tenang... Islam sudah menyediakan solusinya...
Allah sudah mengutus Rasulullah untuk menjadi role model kita. Silahkan anda cermati bagaimana sosok manusia terbaik ini beraksi dari hadits2, ayat alquran, bahkan sejarahnya lalu adopsi deh karakter beliau ini...
Ato anda ingin menjadi seperti sahabat2nya seperti Ali mungkin? Boleh! Apapun itu.... up to you...

kalau sosok anda sendiri mempesona, siapa sih yang gak mau dengan anda?
Dan Allah pun akan menyiapkan pendamping tidak kalah istimewanya dengan Anda.

Jadilah Ali, dan biarkan Allah menyiapkan seorang Fatimah untuk mu....

Do BEST, then GEt BESt


Salam hangat dari saya, sehangat cinta susu cokelat :)

sop buah, pelangi, dan secangkir susu cokelat hangat….

18 Januari 2011, 17:00


setiap harinya tentu kita berkomunikasi dengan orang lain. tentu saja dengan berbagai macam tujuan yang tersirat di balik kata2 kita. Hm... ngomong2 soal hubungan antar manusia ini, belakangan ini saya menyadari sesuatu hal. Bahwa sadar atau tidak, terlepas dari apapun masalahnya, bagaimanapun penyampaiannya dan apapun tujuan di belakangnya, komunikasi antar manusia ini hanya menuntut satu hal yang pasti : pengertian.

Apapun yang kita katakan pada orang lain, sebenarnya kita hanya menuntut mereka untuk mengerti apa yang ada di dalam pikiran kita dan memandang sesuatu persis seperti sudut pandang kita. iya kan?!

Karena itulah, ketika orang2 tidak memahami maksud kita atau bahka berbalik menentang kita, biasanya kita akan dengan siap memberikan "perlawanan", baik itu secara real maupun dengan perlawanan tersirat. Perlawanan real ini bisa saja dengan balik menantang si target, dari berusaha lobi baik2 sampe kalo perlu secara konfrontasi kek di tv2 ato keseharian di kampus, yakni dengan demo massal. Biasanya ini lebih banyak dilakukan oleh spesies laki2 ato mereka2 yang aktif bicara. Kalo misalnya yang nyali agak keder, perlawanan tadi gak sampe siru2 amat ya... paling kalo cewek biasanya sih... nangis, cemberut ato diem aja tapi di hati cenut2. Anehnya, kadang ada sampe pada tindakan yang menyakiti diri sendiri misalnya mogok makan bahkan sampe bunuh diri (Aduh, keknya rugi banget deh... yang salah siapa, yang korban siapa... Masih untung kalo orang yang dituju tau kalo mereka bersalah. Kalo enggak??)

Nah, ada yang menarik lagi. Selaen menuntut kesamaan pandangan di sebagian orang, kadang2 kita juga merasa perlu memodifikasi diri kita seperti orang laen. Istilah kerennya sih ya... sindrom "rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri" (hehehehe... dasar yang hobi miara rumput !!! :)) Kalo yang ditiru itu sisi positifnya sih gak papa.. ini yang jadi masalah, kalo semua2 nya ditiru, yang jelek2nya juga. apalagi kalo misalnya yang jadi sosok model itu adalah selebritis.

Saya kasih contoh ya... Saya tuh seriiingggg....banget merasa gemes ngeliat anak2 muda terutama cowok, yang celananya tu mirip vokalisnya Ungu. Bagi yang belum tau, celana yang saya maksud tuh ya sebenernya celana jeans biasa. Yang aneh adalah cara pake'nya. Jeans normal tadi yang biasanya dipake dipinggang, ini malah dipake sebatas pinggul aja, sementara ujungnya yang jadi kepanjangan digulung. Jadinya ya... rada kedodoran gitu. kek pengen hipster tapi dipaksa2. Padahal keknya yang pake juga rada risih megang2 ujung celana nya supaya gak melorot. Fren, kebayang gak sih apa jadinya kalo misalnya ujung celana tadi keinjek sepatu?

***OH MY GOD!!!!***

tolong d, jangan sampe pernah ketemu kasus kek begituan. dan bagi para pembaca tulisan ini, plisss... jangan membayangkan yang tidak2***

belum lagi dengan gaya baju artis yang kadang ada2 jipon (jilbab poni) ato jadi hobi ngikutin gaya idolanya bicara kek rada2 ng-english gimana... gitu...(meskipun kadang2 gak sesuai sama lingkungan)

semua keanehan diatas itu hanya terjadi karena satu hal : kita berusaha mengidentikkan diri kita dengan orang lain. entah dengan merubah orang lain seperti kita, ato sebaliknya, merubah diri kita menjadi seperti orang lain.

Sebenernya tidak ada yang salah dengan hal ini. boleh2 aja kok menjadi seperti orang lain. Tapi marilah kita berfikirlah bijak sebelum bertindak. Kalo yang kita contoh itu ok, misalnya pengen jadi timnas cem Irfan Bachdim, ato pengen jadi Presiden muda cem Obama, hm... itu bagus...tapi, Kalo yang rada aneh2, misal kek celana ungu tadi, plis... tolong dipikir ulang deh ya.... ini buat kebaikan kita bersama...

**** demi menjaga ketentraman dunia ****

Dan inget satu hal lagi, kita ini unik. Kita ini berbeda dari orang lain. Katakanlah kita mirip dengan orang lain, tapi pengalaman yang kita hadapi tidak sama. Itu tentu saja menghasilkan efek yang berbeda pada kepribadian kita.

Sebaliknya, dalam kasus pertama, ketika kita ingin merubah orang lain, maka ada hal lain yang mesti kita perhatikan. Bahwa kita memang berbeda, dan yang dituntut dalam sebuah hubungan adalah saling pengertian di antara kita. Berbeda bukan berarti kita tidak bisa menyatu dan bekerja sama. Sebaliknya, perbedaan yang ada kita gunakan untuk saling melengkapi, apalagi jika kita bersaudara dalam islam. Perbedaan yang ada haruslah kita balut dalam nuansa damai agar semuanya menjadi saling melengkapi. Karena perbedaan diciptakan bukan untuk membuat perpecahan. Sebaliknya, perbedaan yang ada ditujukan agar kita belajar mengenal diri kita sendiri dan orang lain dengan lebih baik lagi.

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Q.S. Al Hujurat : 13)

kita coba belajar dari sop buah. Sop buah itu isinya bisa macam2, dari nangka , apel, alpukat, mangga dst (Slrruuuppp!! jadi ngiler nih....). Isinya macam2 kan? Tapi enak2 aja tuh... Apalagi kalo ada sirup n susunya... Wuih... Mantap!

Segitulah kalo rasa pengertian sudah tumbuh diantara kita. Perbedaan yang ada malah mengemas hubungan kita (entah itu dinas kek, persaudaraan kek, semuanya deh..) menjadi lebih harmonis. Apalagi dibalut nilai2 persaudaraan islam di dalamnya, misalnya saling mengingatkan kalo temennya ada yang salah, mendahulukan saudaranya ketimbang dirinya sendiri, berusaha memahami saudaranya dll. Siapa sih yang gak mau punya temen ato sodara kayak gitu?

Oke, mungkin saya sendiri sering menggelegak seperti air panas. Anda lembut selembut susu. Orang lain kata2nya manis seperti gula. Tentu saja saya berbeda dengan anda, dan akan sangat menyulitkan ketika saya harus menjadi selembut susu atau semanis gula. Tapi bukan berarti kita tidak bisa menyatu dan membuat hubungan yang hangat seperti segelas susu cokelat kan?

Atau misalnya anda suka merah, trus rekan anda hobi warna hijau, dan saya sendiri suka biru. So, tidak usah ribut memaksa orang lain menjadi suka merah seperti anda. Cukup pahami diri kita masing2 menyatulah menjadi warna2 secantik pelangi. indah bukan?!

Contoh real laennya nih, misalnya anda ini suka kerja lapangan, trus rekan anda lebih suka bikin rencana tapi gak bisa melakukannya dengan baik. Ada pula yang kerjanya cuma tukang kritik. Sebagian malah gak mau kerja tanpa disuruh. Nyebelin banget gak sih??

Tapi, dari pada sibuk ribut2 tapi kerjaan kita gak kelar2, Udah, jangan ribet2. Taruh temen anda yang suka mengonsep di bagian acara, yang tukang kritik di bagian monitoring dan evaluasi, trus yang mau kerjanya disuruh2 dulu jadikan bawahan anda. Beres kan?!

Memulai pengertian ini memang sulit rekan2. Tapi, harus ada yang memulai kan? dari pada sibuk menyuruh orang lain berubah, Kenapa kita tidak menjadikan diri kita tonggak pertama untuk memulai perubahan?

Belajar dari sop buah, menyatu menjadi warna warni secantik pelangi, lalu membuat hubungan yang manis dan hangat, sehangat susu cokelat

Siap mengubah dunia guys??!!!

Mengubah Dunia?? Siapa Takut!!!

Mengubah dunia

Sekilas terdengar klise ya?

Yuk yah, yukkk....

Bayangkan, kita hidup dalam dunia yang penuh dengan corak yang beragam. Bahasa, latar belakang keluarga, ekonomi, agama dan sederet perbedaan2 lain yang menorehkan jejak dalam pribadi kita masing2 sampai menjadi sosok seperti sekarang ini. Otomatis, cara pandang dan pendapat kita akan berbeda. Dan untuk menyamakan dan mengubah persepsi yang tercantum bertahun2 tadi tentu saja tak semudah menghapus goresan pensil di atas kertas.

Sepertinya kita semua pernah mengalami hal berikut. Ketika kita ingiiinnnnn.... sekali mengubah hal yang tak ideal menjadi sesuai dengan yang kita ingini. Pengen kuliah dengan tenang (gak pake panas, dosen gak telat, microfon gak mati idup n nunggu2 gak jelas karena jadwal yang gak beres). Pengen suplai dana kemahasiswaan lancar plus administasinya yang gak ribet supaya bisa bikin acara2 oke. Pengen biaya pendidikan murah, BBM gak naik, trus orang miskin bisa sehat semua. Pengen semua temen2 n sodara2 tersayang kita selamat dunia akherat. Pengen bisa menjalankan keislaman dengan sempurna. Pengeeeeeen banget rasanya cepet2 selesai kuliah, yudisium dan tersenyum di atas podium memakai toga (sayang... mundur lagi harinya.... ) dan kepengen2 laennya yang sebenarnya simpel n gak neko2. Yah.. cita2 yang polos........

Tapi Sayangnya... dunia tak seindah bayangan kita.

Pengen deh, cuek2 aja n bilang “Sudahlah... terima aja deh... Kita memang hidup di dunia realita, yang semua kita mau itu gak terwujud cuma dengan sim-salabim-jadi-apa-prok-prok-prok....”

Tapi, ada rasa sakit terselip ketika melihat kejadian2 di atas berulang kali terjadi. Melihat kuliah gak kondusif gara2 kesalahan teknis. Melihat acara2 gak jalan karena terbentur biaya yang gak ada. Pengen jilbab lebar, gak boleh. Melihat hedonisme, apatisme, ikut2an-isme dan -isme2 yang lain yang merebak di pikiran saudara2 kita tersayang. Melihat aturan2Nya hanya sekadar teori2 yang dibahas berhari2, padahal tak ada aplikasinya. Melihat kebijakan2 yang tak memihak orang kecil. Biaya kuliah mahal, barang2 mahal, padahal gaji gak naik2. Haduuuhhh.....

Pilihan kita jadinya cuma dua,

membiarkan rasa sakit ini datang berulang2 sampai kita bosan dan mati rasa

atau mengambil langkah untuk mengubahnya.

Mau bertindak..... atau diam?

Kalau kita diam, semua akan aman. Tidak ada rapat2 yang menguras tenaga. Tidak ada pusing karena memikirkan kuliah sekaligus organisasi. Tidak ada pemotongan waktu libur. Kita akan punya waktu bebas seperti rekan2 kita yang lain. Bisa main game dan baca komik dengan santai. Jalan2 dan update status setiap saat. Atau nongkrongin bioskop nunggu film terbaru diputar. Cuek aja ah..., toh, yang penting bisa kuliah. Titik. Tidak ada resiko apapun, kecuali kita harus siap2 tahan dengan rasa sakit tadi yang datang berulang2 dan tak henti. Mungkin saja sampai membuat kita tak lagi peka dan mati rasa, karena memang tak ada yang mengubahnya........

Atau kalau yang punya nyali, boleh saja memilih untuk bertindak,
tapi... seberapa tahan dirimu?

Tantangan dan hujatan akan datang dari berbagai pihak. Dari mereka yang bikin hal2 tak ideal. Dan mirisnya, sindiran dan hujatan juga datang mereka yang kita perjuangkan nasibnya.
Ada2 saja...

Memangnya untuk siapa sih kita perjuangkan semua ini? Untuk kita semua kan? Untuk kau, aku dan mereka kan?! Tapi, kenapa kadang mereka malah tak mendukung langkah kita? Semuanya berbalik menantang dan mencibir. Seringkali malah mereka pura2 tak dengar meski mulut berbuih dan suara serak karena berteriak lantang memakai toa. Padahal kita ini gak mau apa2. Cuma pengen liat semuanya baek2 aja kok... gak kurang gak lebih... tapi ya.. itu tadi... gak semua orang mau memahami dan mendengar alasan kita. Mereka bahkan ada yang menganggap kita ini pengacau dan pengganggu yang harus diberantas.. *hiks,hiks... sedihnya...  *

Dan mengubah dunia, sekali lagi sangat berat....

Okeh deh, cukup. Saya gak mau bahas di atas terlalu lama, takutnya jadi pesimis... suram banget yah?

Jadi kita fokus ja deh. Untuk mengubah dunia, so, what we can do?

***

Saya teringat kata2 yang tertulis di dinding gerbang SMA saya dulu (Saya ini alumni SMAN 3 Palembang yah sodara2. HIDUP SMANTA!!! hehehehe... ).

Bunyinya gini :
“Keteladanan lebih baik dari seribu kata-kata”

Meskipun saya gak tau siapa yang bikin kata2 di atas, tapi saya beneran sepakat!
Untuk mengubah dunia, ternyata simpel. Gak usah mengkhayal jauh2, mulai aja dari ubah dulu diri kita. Jadilah pembuat solusi. Soalnya, kalo mo ngeributin masalah aja mah gampang atuh... tapi berapa persen coba dari mereka yang ribut itu yang menawarkan solusi?
Teriakkan aspirasi kita, lalu tawarkan sebuah solusi. Try to Positif thinking guys.. Siapa tahu solusi kita itulah ide brilian yang ditunggu2 sejak lama... kalo ribut aja keknya gak akan menghasilkan apa2 deh. (Bisaa sih... siapa tahu aja kita didengerin. Tapi, peluangnya kecil...)
Dunia butuh orang2 inisiatif yang punya solusi. Bukan seorang politisi yang pandai bersilat lidah dan membesar2kan masalah. Gak Cuma omong doang kali.. NATO (No Action talk Only), tapi juga kritis dan berani menciptakan jawaban dari segunung tantangan.

“...Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” (QS. Ar-Ra’du : 13)

Terus, mungkin jadi evaluasi kita bersama juga yah... bagus juga sih kalo solusi yang dipake tuh menurut cara orang2 terdahulu (cirinya nih, didahului kata “biasanya tuh bla... Bla... Bla...”) tapi itu artinya gak ada progress dong? Cara yang sama tentu akan menghasilkan hasil yang sama. Padahal situasi dan kondisi yang kita hadapi terus berubah. Jadi, gimana mau sukses, wong caranya gak matcing. What I mean is... just being creative now! Eksplore ide2 gilamu..... rencanakan dengan matang dan wujudkan!

Ketika solusi sudah ditangan dan rencana sudah berjalan, okeh... tarik nafas dalam2 dan lepaskan beban kita seiring karbon dioksida yang dihembuskan keluar perlahan2. Huuuffff.... Satu tugas kita selesai. Dan siap2 untuk menyelesaikan stage berikutnya sampe mission complete. Soal hasilnya? Sudahlah... biarkan itu jadi hak preogratif Allah.... biarlah Dia saja yang menilai semuanya... kalo berhasil alhamdulillah... kalo gagal, yowes.... berarti anda belum beruntung. Coba lagi yah ^_^

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S. Al-Insyirah : 7-8)

Untuk mengubah dunia menjadi ideal, tentu kita gak bisa sendirian. Saya pun bukanlah orang terbaik yang sudah menjalankan konsep di atas dengan sempurna. Masih dalem proses sih, fase metamorfosa diri dari telur-ulet-kepompong-kupu2... tapi saya tuh pengeeeennnn banget konsep ini bisa dijalankan rame2. Berjamaah gitu ^^ Bersama2 kita berusaha menjadi pembuat solusi, bukan penambah masalah. Jadi, kalo ada yang salah2, tolong saling mengingatkan ya sodara2 sekalian...
Af1 minni..... I’m just an innocent girl... :)

So, Kenapa kita berdiam diri saja menjadi penonton perubahan?

Dunia membutuhkan sentuhan kita lho, Sang Khalifah yang di utus di bumi...

Yuk, sama2 bulatkan tekad dan berteriak lantang menjawab tantangan

“Mengubah dunia? SIAPA TAKUUUTTTT!!!!!!!!!”

Allahuakbar!


kamar Q tersayang, 9 feb 2011, 23.

10