Jumat, 18 Februari 2011

Mengubah Dunia?? Siapa Takut!!!

Mengubah dunia

Sekilas terdengar klise ya?

Yuk yah, yukkk....

Bayangkan, kita hidup dalam dunia yang penuh dengan corak yang beragam. Bahasa, latar belakang keluarga, ekonomi, agama dan sederet perbedaan2 lain yang menorehkan jejak dalam pribadi kita masing2 sampai menjadi sosok seperti sekarang ini. Otomatis, cara pandang dan pendapat kita akan berbeda. Dan untuk menyamakan dan mengubah persepsi yang tercantum bertahun2 tadi tentu saja tak semudah menghapus goresan pensil di atas kertas.

Sepertinya kita semua pernah mengalami hal berikut. Ketika kita ingiiinnnnn.... sekali mengubah hal yang tak ideal menjadi sesuai dengan yang kita ingini. Pengen kuliah dengan tenang (gak pake panas, dosen gak telat, microfon gak mati idup n nunggu2 gak jelas karena jadwal yang gak beres). Pengen suplai dana kemahasiswaan lancar plus administasinya yang gak ribet supaya bisa bikin acara2 oke. Pengen biaya pendidikan murah, BBM gak naik, trus orang miskin bisa sehat semua. Pengen semua temen2 n sodara2 tersayang kita selamat dunia akherat. Pengen bisa menjalankan keislaman dengan sempurna. Pengeeeeeen banget rasanya cepet2 selesai kuliah, yudisium dan tersenyum di atas podium memakai toga (sayang... mundur lagi harinya.... ) dan kepengen2 laennya yang sebenarnya simpel n gak neko2. Yah.. cita2 yang polos........

Tapi Sayangnya... dunia tak seindah bayangan kita.

Pengen deh, cuek2 aja n bilang “Sudahlah... terima aja deh... Kita memang hidup di dunia realita, yang semua kita mau itu gak terwujud cuma dengan sim-salabim-jadi-apa-prok-prok-prok....”

Tapi, ada rasa sakit terselip ketika melihat kejadian2 di atas berulang kali terjadi. Melihat kuliah gak kondusif gara2 kesalahan teknis. Melihat acara2 gak jalan karena terbentur biaya yang gak ada. Pengen jilbab lebar, gak boleh. Melihat hedonisme, apatisme, ikut2an-isme dan -isme2 yang lain yang merebak di pikiran saudara2 kita tersayang. Melihat aturan2Nya hanya sekadar teori2 yang dibahas berhari2, padahal tak ada aplikasinya. Melihat kebijakan2 yang tak memihak orang kecil. Biaya kuliah mahal, barang2 mahal, padahal gaji gak naik2. Haduuuhhh.....

Pilihan kita jadinya cuma dua,

membiarkan rasa sakit ini datang berulang2 sampai kita bosan dan mati rasa

atau mengambil langkah untuk mengubahnya.

Mau bertindak..... atau diam?

Kalau kita diam, semua akan aman. Tidak ada rapat2 yang menguras tenaga. Tidak ada pusing karena memikirkan kuliah sekaligus organisasi. Tidak ada pemotongan waktu libur. Kita akan punya waktu bebas seperti rekan2 kita yang lain. Bisa main game dan baca komik dengan santai. Jalan2 dan update status setiap saat. Atau nongkrongin bioskop nunggu film terbaru diputar. Cuek aja ah..., toh, yang penting bisa kuliah. Titik. Tidak ada resiko apapun, kecuali kita harus siap2 tahan dengan rasa sakit tadi yang datang berulang2 dan tak henti. Mungkin saja sampai membuat kita tak lagi peka dan mati rasa, karena memang tak ada yang mengubahnya........

Atau kalau yang punya nyali, boleh saja memilih untuk bertindak,
tapi... seberapa tahan dirimu?

Tantangan dan hujatan akan datang dari berbagai pihak. Dari mereka yang bikin hal2 tak ideal. Dan mirisnya, sindiran dan hujatan juga datang mereka yang kita perjuangkan nasibnya.
Ada2 saja...

Memangnya untuk siapa sih kita perjuangkan semua ini? Untuk kita semua kan? Untuk kau, aku dan mereka kan?! Tapi, kenapa kadang mereka malah tak mendukung langkah kita? Semuanya berbalik menantang dan mencibir. Seringkali malah mereka pura2 tak dengar meski mulut berbuih dan suara serak karena berteriak lantang memakai toa. Padahal kita ini gak mau apa2. Cuma pengen liat semuanya baek2 aja kok... gak kurang gak lebih... tapi ya.. itu tadi... gak semua orang mau memahami dan mendengar alasan kita. Mereka bahkan ada yang menganggap kita ini pengacau dan pengganggu yang harus diberantas.. *hiks,hiks... sedihnya...  *

Dan mengubah dunia, sekali lagi sangat berat....

Okeh deh, cukup. Saya gak mau bahas di atas terlalu lama, takutnya jadi pesimis... suram banget yah?

Jadi kita fokus ja deh. Untuk mengubah dunia, so, what we can do?

***

Saya teringat kata2 yang tertulis di dinding gerbang SMA saya dulu (Saya ini alumni SMAN 3 Palembang yah sodara2. HIDUP SMANTA!!! hehehehe... ).

Bunyinya gini :
“Keteladanan lebih baik dari seribu kata-kata”

Meskipun saya gak tau siapa yang bikin kata2 di atas, tapi saya beneran sepakat!
Untuk mengubah dunia, ternyata simpel. Gak usah mengkhayal jauh2, mulai aja dari ubah dulu diri kita. Jadilah pembuat solusi. Soalnya, kalo mo ngeributin masalah aja mah gampang atuh... tapi berapa persen coba dari mereka yang ribut itu yang menawarkan solusi?
Teriakkan aspirasi kita, lalu tawarkan sebuah solusi. Try to Positif thinking guys.. Siapa tahu solusi kita itulah ide brilian yang ditunggu2 sejak lama... kalo ribut aja keknya gak akan menghasilkan apa2 deh. (Bisaa sih... siapa tahu aja kita didengerin. Tapi, peluangnya kecil...)
Dunia butuh orang2 inisiatif yang punya solusi. Bukan seorang politisi yang pandai bersilat lidah dan membesar2kan masalah. Gak Cuma omong doang kali.. NATO (No Action talk Only), tapi juga kritis dan berani menciptakan jawaban dari segunung tantangan.

“...Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” (QS. Ar-Ra’du : 13)

Terus, mungkin jadi evaluasi kita bersama juga yah... bagus juga sih kalo solusi yang dipake tuh menurut cara orang2 terdahulu (cirinya nih, didahului kata “biasanya tuh bla... Bla... Bla...”) tapi itu artinya gak ada progress dong? Cara yang sama tentu akan menghasilkan hasil yang sama. Padahal situasi dan kondisi yang kita hadapi terus berubah. Jadi, gimana mau sukses, wong caranya gak matcing. What I mean is... just being creative now! Eksplore ide2 gilamu..... rencanakan dengan matang dan wujudkan!

Ketika solusi sudah ditangan dan rencana sudah berjalan, okeh... tarik nafas dalam2 dan lepaskan beban kita seiring karbon dioksida yang dihembuskan keluar perlahan2. Huuuffff.... Satu tugas kita selesai. Dan siap2 untuk menyelesaikan stage berikutnya sampe mission complete. Soal hasilnya? Sudahlah... biarkan itu jadi hak preogratif Allah.... biarlah Dia saja yang menilai semuanya... kalo berhasil alhamdulillah... kalo gagal, yowes.... berarti anda belum beruntung. Coba lagi yah ^_^

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S. Al-Insyirah : 7-8)

Untuk mengubah dunia menjadi ideal, tentu kita gak bisa sendirian. Saya pun bukanlah orang terbaik yang sudah menjalankan konsep di atas dengan sempurna. Masih dalem proses sih, fase metamorfosa diri dari telur-ulet-kepompong-kupu2... tapi saya tuh pengeeeennnn banget konsep ini bisa dijalankan rame2. Berjamaah gitu ^^ Bersama2 kita berusaha menjadi pembuat solusi, bukan penambah masalah. Jadi, kalo ada yang salah2, tolong saling mengingatkan ya sodara2 sekalian...
Af1 minni..... I’m just an innocent girl... :)

So, Kenapa kita berdiam diri saja menjadi penonton perubahan?

Dunia membutuhkan sentuhan kita lho, Sang Khalifah yang di utus di bumi...

Yuk, sama2 bulatkan tekad dan berteriak lantang menjawab tantangan

“Mengubah dunia? SIAPA TAKUUUTTTT!!!!!!!!!”

Allahuakbar!


kamar Q tersayang, 9 feb 2011, 23.

10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar