Jumat, 04 Maret 2011

cinta, benci dan prasangka

Tidak semua orang akan memahami apa yang kita maksud. Kita juga tidak punya ada hak kita sedikit pun untuk memaksa seseorang untuk memahami kenapa kita berbuat begitu. Seperti seorang ibu. adakalanya seorang anak akan marah dan protes ketika ibunya melarangnya bermain hujan atau main becek-becek tanpa sandal. Atau seorang remaja yang merasa marah dan terkekang ketika bapaknya tidak memperbolehkannya pulang malam2. Tentu saja sang anak akan marah, toh, orang tuanya sudah melanggar privasinya dan seakan tidak percaya padanya. Padahal sang anak sudah besar. sudah saatnya mandiri dan kritis. Tapi, kenapa sih mereka tidak mau mengerti??

Pernah gak nemu kejadian semacam di atas?
Kalo aku pernah. It’s real.

Aku pernah nangis2 sampai hampir 4 semester gara2 disuruh mamaku kuliah di fakultas kedokteran ini. Sudah bertahun2 berjalan, dan aku masih saja menyesali pilihanku. menganggap bodoh diriku yang dulu tidak mampu berontak. Tentu saja rasanya sedih dan berat. Coba bayangkan, kebebasanku dirampas. Pilihanku tidak dihargai. Padahal aku sudah dewasa. Sudah 17 tahun! Itu artinya aku seharusnya dipercaya untuk melakukan apapun yang aku suka, termasuk menentukan aku masuk mana. Ini masa depanku. Ini hidupku!!!! Dan seharusnya tidak ada yang boleh melarangku, termasuk orang tuaku sekalipun.

Aku adalah burung dalam sangkar emas. Sangkarnya cantik, tapi aku tak bebas.

Tahun2 pertama yang ku jalani rasanya seperti neraka. Aku tak bisa fokus, tak punya tujuan dan orientasi. Ya iyalah... aku dipaksa menjalani apa yang tidak aku suka tanpa bisa melawan. Aku sedih. AKU KESAL! AKU MARAH!!!! Rasanya iri dengan teman2ku yang bisa melakukan apapun sepuasnya. Meskipun orang2 menyayangkan sikapku, bilang aku kurang bersyukurlah... gak tau untung lah... dll, aku tetap saja bandel. Kalo dihitung2, air mataku kali satu galon ya… hehehe… Tapi, ya... se-menyesal-apapun aku, aku toh aku tak bisa berbuat apa2.... akhirnya aku cuma bisa pasrah deh.... T.T


Tapi, seperti kata pepatah, witing tresno, jalaran sako kulino. Cinta datang karena terbiasa. (karena aku bukan orang jawa, jadi kalo salah EYD-nya, tolong dikasih tau ya...^^). Begitulah... Lambat laun aku mulai terbiasa dengan jadwal-jadwal sibuk yang dulu tak ku kenal, terbiasa nge-date bareng sobotta n guyton, dua textbook yang gedenya sebesar bantal tiap kali dapet LI, juga terbiasa dengan jadwal2 sibuk tak jelas. Kalau dulu ke kampus tuh identik dengan "ya allah.... keknya aku perlu cari sesuatu buat ganjel mata d...", sekarang ada yang beda.... Rasanya lebih semangat buat nanya2 dikit. Soalnya, yah... dari pada ngantuk, gak ngerti juga, mendingan cari tau, minimal aku tau judul slidenya deh. Kalo sebelumnya, beww… paraaahhhh…….!!! Seringnya pas ditengah2 kuliah aku bingung, sebenernya dosen ni lagi ngomongin apa sih??? Udah aku gak ngerti, Gak minat lagi! Akibatnya, pulang kuliah gak tau deh, tadi judul slidenya apaan :) .

Karena gak minat kuliah, aku mulai melirik organisasi. Mulailah waktu2ku tergadai. Lumayan, kalo nilai ku kecil, aku jadi punya dalih sibuk organisasi, hehehe… tapi, efeknya aku jadi ketagihan. Banyak kenal orang2 baru, bertemu hal2 yang menyenangkan lainnya. It’s so fun babe!

Perubahan laennya adalah aku juga jadi semangat bisnis jualan pulsa. Ke kampus juga jadi sedikit lebih menyenangkan karena tiap hari nagih duit pulsa, hehehehe... serasa jadi juragan ! (kepada para customer-ku tersayang, terima kasih ya, karena sudah membuat hidupku lebih berwarna..:))

Akhirnya aku sampai pada satu kesimpulan, kuliah ku tak buruk2 amat. Tak semua hal yang kuanggap buruk itu tak enak. Adakalanya, kesulitan tadi justru bisa berubah jadi lebih menyenangkan :)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, Rasulullah SAW. bersabda:
“Cintailah sesuatu sekedarnya saja sebab bisa jadi suatu hari nanti dia akan menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah sesuatu sekadarnya saja sebab bisa jadi suatu hari nanti dia akan menjadi orang yang aku cintai”

(HR. Tirmidzi)

Sekarang aku sudah ko-ass. Dan baru kusadari, pilihan mamaku bertahun2 yang lalu itu tidak salah. Gara2 di FK inilah aku bisa ikut2 kalo ada kerja2 sosial. Lebih mengenal bagaimana caranya komunikasi, lebih peka dan peduli. Bisa mengenal islam lebih baik, juga bertemu saudara2 terbaikku sekarang ini. Semangat penuh. Rasanya pengen berbuat lebih untuk dunia dengan segala keterbatasan yang aku miliki. Dan semua ini mungkin takkan pernah aku rasakan jika aku tak menjejakkan kaki di sini. Di FK UNSRI-ku tercinta ini.

Oke, air mataku mungkin sudah tertumpah bergalon2, tapi, tak apa... toh, air mata bisa diproduksi lagi  there’s no regret. Aku juga tau, “pemaksaan” yang dilakukan mama-ku dulu bukan apa2. Hanya sebatas luapan cinta agar aku bisa lebih baik. Seperti obat, pahit sih... tapi menyembuhkan ^_^ Aku bersyukur dengan semuanya. Dengan paksaan mamaku, juga pilihan2 yang aku ambil.

“....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 216)

***

Well, sekali lagi, kita tidak bisa memaksa seseorang untuk mengerti apa yang kita maksudkan. Seperti mamaku, terkadang tindakan kita yang bermaksud baik malah sebaliknya terinterpretasi sebagai tindakan buruk. Padahal mamaku tak bermaksud memaksakan hal2 aneh kan ya? Tapi, kalau dalam versi-ku, mamaku adalah tokoh antagonis. Hahaha... Maaf yo ma... banyak dikatoi ^_^

Tapi, biarlah, seperti sabarnya mamaku, seperti diamnya mamaku... biarlah waktu yang akan menguraikan maksud di balik tindakan2 kita. Mungkin cukup Allah saja yang mengerti maksud kita sekarang. Biarlah suatu saat tabir2 rahasia terbuka sendirinya. Semoga saja suatu saja orang2 yang kita sayangi, siapapun dia, menyadari makna dibalik semua tindakan kita. Bahwa yang kita inginkan hanya kebaikan untuknya, bukan mengharap imbalan apapun darinya, meski dengan resiko berat menjadi seseorang yang dibenci, tak masalah....

Tetaplah menyebar cinta saudara2ku, meski sekarang kau mungkin lelah dengan semua prasangka di hadapanmu. Biarlah Allah saja yang menilai semuanya. Semoga kesabaran kita berbuah pahala. Keep our heart in touch :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar